Sabtu, 31 Agustus 2013

Ibu Hamil, Membentuk Anak Cerdas Sejak Kehamilan



Kecerdasan anak dipengaruhi keadaan gizinya sejak dalam kandungan. Oleh karena itu ibu penting bagi seorang calon ibu/ibu untuk betul soal gizi yang terbaik untuk dirinya maupun buah hatinya sehingga dapat optimal membentuk anak yang sehat dan cerdas. Insya Allah
Tingkat Kecerdasan
Kecerdasan adalah suatu kemampuan mental yang dibawa oleh individu sejak lahir, untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan yang baru serta memecahkan permasalahan-permasalahan secara cepat dan tepat.
Tingkat kecerdasan anak sangat ditentukan oleh keadaan otak dan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: sifat genetis, lingkungan (fasilitas, sosial-ekonomi keluarga), motivasi dan status gizinya. Kepandaian seseorang secara kualitatif dapat diukur dengan alat electro-encephalogram (EEG), alat positron-emission tomography (PET) dan tes IQ.
Alat EEG dapat menangkap dan mencatat gelombang arus yang dipancarkan oleh otak. Sedangkan alat PET, mencatat reaksi otak terhadap suatu permasalahan. Otak yang cerdas, hanya memerlukan sedikit reaksi untuk memecahkan masalah. Sedangkan yang kurang cerdas, tampak akan mengerahkan hampir semua bagian otaknya untuk menjawab permasalahan yang sama.
Tes IQ sejak lama telah dipakai. Tes ini sebagai salah satu cara untuk menduga tingkat kecerdasan seseorang. Orang-orang yang terkenal, terbukti memiliki IQ yang tinggi.
Menurut Tirtonegoro (1984), tingkat kecerdasan seseorang menyebar secara normal mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi, yaitu: 1 persen cacat berat/idiot (IQ 0 – 25), 2 persen cacat agak berat/imbesil (IQ 25 – 50), 20 – 25 persen cacat ringan /debil (IQ 50 – 75) dan lamban belajar (IQ 75 – 85), 50 – 55 persen rata-rata/normal (IQ 90 – 110), 20 – 25 persen superior (IQ 110 – 125), 2 persen sangat superior/gifted (IQ 125 – 140), dan 1 persen genius (IQ 140 – 200).

Perkembangan otak manusia dimulai sejak ia masih berupa janin di dalam kandungan. Oleh karena itu para ibu hamil dituntut untuk senantiasa menciptakan status gizi yang baik dan perawatan yang memadai, agar bayi yang kelak dilahirkan mengalami proses tumbuh kembang yang optimum.
Kekurangan Energi
Keadaan gizi ibu-ibu hamil sangat erat hubungannya dengan berat badan bayi yang akan dilahirkan. Ibu-ibu hamil adalah salah satu kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah-masalah gizi, terutama masalah kekurangan energi dan protein (KEP). Bayi yang dilahirkan oleh para ibu dengan kondisi KEP, akan mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu kurang dari 2,5 kg.
Kondisi BBLR akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan anak selanjutnya. Selain kekurangan gizi, bayi yang baru lahir tersebut juga akan mengalami kemunduran perkembangan otak. Hal ini akan berakibat terjadinya penurunan kemam-puan belajar dan kemampuan akademik pada usia yang lebih lanjut. Selain itu, bayi BBLR mempunyai kemungkinan meninggal sebelum usia satu tahun, 17 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang dilahirkan dengan berat badan normal.
Ibu-ibu hamil yang cukup gizi akan mengalami pertambahan berat badan rata-rata sebesar 12,5 kg selama 9 bulan kehamilannya dan akan melahirkan bayi dengan berat badan rata-rata 3,3 kg. Untuk mencapai kondisi tersebut, ibu hamil harus cukup mengonsumsi bahan-bahan makanan sumber energi, protein, vitamin dan mineral.
Kalori
Dibutuhkan untuk perubahan tubuh, meliputi pembentukan sel-sel baru, pengaliran makanan daripebuluh darah janin melalui plasenta, dan pembentukan enzim serta hormon yang mengatur pertumbuhan janin
Rata-rata tambahan energi yang diperlukan selama masa kehamilan, adalah 80.000 kilokalori. Jumlah tersebut terbagi atas 150 kilokalori per hari selama trimester pertama (tiga bulan) pertama, 350 kilokalori per hari selama trimester kedua dan ketiga masa kehamilan.
Protein
Tambahan protein yang diperlukan untuk mencapai keadaan normal tersebut adalah 925 gram, yaitu rata-rata 3,3 gram per hari selama masa kehamilannya. Tambahan protein yang diperlukan selama trimester pertama, kedua dan ketiga masing-masing 1,2; 6,1 dan 10,7 gram per hari.

Ibu Hamil, Pengen anak laki laki ? Perbanyak makan pisang !


Penelitian terbaru menunjukkan bahwa apa yang dimakan ibu menjelang kehamilan akan mempengaruhi jenis kelamin bayi. Wanita yang mengonsumsi makanan tinggi kalori menjelang kehamilan atau masa pembuahan lebih mungkin mengandung bayi laki-laki.
Hasil penelitian ini bisa menjadi cara alami bagi pasangan yang menginginkan jenis kelamin tertentu. Mereka bisa menentukan ingin jenis kelamin laki-laki atau perempuan dari pola makan sang ibu sebelum masa kehamilan. Penelitian ini dilakukan oleh Scientists at Oxford and Exeter universities pada 740 wanita, dilansir theguardian.com.
Makan Kalori Tinggi Sebelum Hamil, Punya Anak Laki-Laki
Pola makan para wanita dalam penelitian dicatat dalam waktu setahun. Mereka dibagi dalam grup kalori tinggi, sedang dan rendah. Sebanyak 56 persen wanita yang mengonsumsi makanan tinggi kalori melahirkan bayi laki-laki. Hasil ini lebih banyak dibanding kelompok kalori sedang dan rendah.
"Untuk pertama kalinya, kami berhasil menunjukkan hubungan pola makan calon ibu dan jenis kelamin bayi yang dikandung," ujar Fiona Mathews, kepala penelitian. "Wanita bisa turut serta berpartisipasi menentukan jenis kelamin bayinya, bahkan jauh sebelum pembuahan," lanjutnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mitos kuno agar wanita mengonsumsi banyak pisang jika ingin mengandung bayi laki-laki agaknya benar. Pisang mengandung kalori yang tinggi, termasuk jika seorang wanita sering mengonsumsi susu sebelum hamil, kemungkinan besar bayinya laki-laki.

Ibu Hamil, Manfaat senyum


Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan tersenyum dan menampakkan muka manis di hadapan seorang muslim, yang hadits ini semakna dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang lain, “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria“
- See more at: http://indonesian.iloveallaah.com/keutamaan-tersenyum/#sthash.aEu6dVi7.dpuf
Tersenyum merupakan salah satu cara yang paling mudah untuk mengurangi stres dan menambah teman. Tapi ternyata ada 10 manfaat lain dari tersenyum bagi kesehatan seseorang. Seperti diketahui dibutuhkan lebih sedikit otot wajah untuk membuat seseorang tersenyum dibanding cemberut. Beberapa ahli menyatakan dibutuhkan 43 otot untuk cemberut dan hanya 17 otot untuk tersenyum. Namun beberapa lainnya menyebutkan dibutuhkan 62 otot untuk cemberut dan hanya 26 otot untuk tersenyum. Selain itu tersenyum juga bisa meningkatkan kesehatan seseorang dan membuat hidupnya lebih menyenangkan. Berikut ini beberapa manfaat yang bisa didapatkan seseorang dengan tersenyum, seperti dikutip dari About, Jumat (2/12/2011) yaitu:
1. Senyum membuat seseorang lebih menarik Secara tidak sadar senyum bisa membuat orang lebih menarik
karena ada faktor daya tarik tertentu dan membuat seseorang terlihat lebih baik dibanding mengerutkan kening, cemberut atau meringis.
2. Senyum bisa mengubah suasana hati Tersenyum bisa mengelabui tubuh sehingga membantu seseorang mengubah suasana hatinya menjadi lebih baik. Untuk itu jika merasa sedih, cobalah untuk tersenyum.
3. Senyum bisa menular Tersenyum tak hanya mengubah suasana hati orang tersebut tapi juga orang-orang disekitarnya, dan membuat hal-hal menjadi lebih bahagia. Ini karena senyum bisa menular dan membawa kebahagiaan bagi orang lain.
4. Senyum bisa meredakan stres Orang yang stres bisa terlihat dari wajahnya, tapi dengan tersenyum bisa mencegah seseorang tampak letih dan lelah. Jika sedang stres, cobalah ambil waktu untuk tersenyum, karena bisa mengurangi stres sehingga lebih mampu mengambil tindakan.
5. Senyum meningkatkan sistem kekebalan tubuh Tersenyum bisa membantu sistem kekebalan tubuh untuk bekerja lebih baik. Ketika seseorang tersenyum maka fungsi imun meningkat yang membuat seseorang merasa lebih rileks dan terhindar dari penyakit seperti flu dan pilek.
6. Senyum menurunkan tekanan darah Ketika tersenyum maka ada penurunan nilai tekanan darah yang terukur. Cobalah mengukur tekanan darah saat duduk di rumah sambil membaca, lalu tersenyum selama 1 menit dan mengukur tekanan darah kembali, maka akan terlihat perbedaan.
7. Senyum bisa melepaskan endorfin, penghilang rasa sakit dan serotonin Studi telah menunjukkan senyum bisa melepaskan endorfin, senyawa yang bisa mengurangi rasa sakit secara alami dan serotonin. Ketiganya bisa membuat orang merasa lebih baik dan menjadi obat yang alami.
8. Lipatan senyum di wajah bisa membuat orang terlihat lebih muda Otot-otot yang digunakan untuk tersenyum bisa membantu mengangkat wajah sehingga membuat orang tampak lebih muda. Karenanya cobalah lebih sering tersenyum yang membuat merasa lebih muda dan lebih baik.
9. Tersenyum bisa membuat orang terlihat sukses Orang yang tersenyum akan terlihat lebih percaya diri sehingga lebih dipromosikan, selain itu pasang senyum di setiap pertemuan akan memiliki reaksi yang berbeda.
10. Senyum bisa membantu orang tetap positif Senyum akan membuat orang lebih positif dan mengurangi pikiran negatif. Dengan mengurangi depresi, stres dan khawatir maka kesehatan seseorang juga akan meningkat dan menghindarinya dari berbagai risiko penyakit.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan tersenyum dan menampakkan muka manis di hadapan seorang muslim, yang hadits ini semakna dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang lain, “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria“
- See more at: http://indonesian.iloveallaah.com/keutamaan-tersenyum/#sthash.aEu6dVi7.dpuf

Ibu Hamil, Manfaat Kurma untuk kandungan


Kurma (Phoenix dactylifera) banyak kita temukan selama bulan puasa ini. Ternyata, buah ini mengandung banyak manfaat bagi ibu hamil, lho. Di antaranya:

Mengecilkan rahim. Di dalam kurma terdapat semacam hormon (potuchsin) yang berkhasiat mengecilkan pembuluh darah dalam rahim sehingga bisa membantu mengecilkan rahim usai persalinan sekaligus mencegah perdarahan rahim.

Memperlancar produksi ASI. Kandungan zat besi dan kalsium yang terdapat dalam kurma adalah pembentuk ASI yang sangat baik. Karenanya ibu menyusui sangat disarankan untuk mengonsumsi kurma supaya produksi ASI-nya lancar.

Memulihkan tenaga setelah proses persalinan. Di dalam sebutir kurma terdapat protein 1,8-2 persen, serat 2-4 persen, glukosa 50-57 persen. Buah ini sangat bermanfaat dikonsumsi usai proses persalinan karena bisa mengembalikan tenaga ibu dalam waktu singkat. Kandungan gula yang terdapat dalam kurma adalah jenis glukosa yang mudah diserap tubuh sehingga aman untuk penderita diabetes.

Melancarkan BAB. Setelah persalinan normal, ibu disarankan tidak mengedan saat BAB supaya jahitannya tidak robek. Untuk itu kandungan vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin, kalium dan serat dalam jumlah yang dapat andal dalam kurma, membantu mempermudah BAB.

Ibu Hamil, Mencetak anak saleh yang cerdas dengan shalat.



Dr. Suharto, SpKO, DPH selama lebih 10 tahun membantu Tim Pendidikan Luar Biasa (Special Education) pada Pusat Kurikulum dan Sarana Pendidikan (Depdikbud), di bawah pimpinan Prof Dr Conny Semiawan. Ia juga pernah selama 9 tahun menjadi Kepala Pusat/Direktur Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas. Doter Suharto juga pernah menerbitkan Buku Usaha Kesehatan Sekolah, yang digunakan di Depdiknas sebagai buku wajib di SD.
Pengalaman lainnya, ia menjadi Wakil Direktur Program Susu Sekolah selama 20 tahun yang membantu pemerintah mendukung Program Pemberian Makanan Tambahan di Sekolah (SD) yang dipimpin Ibu Roosminie Emil Salim. Program ini pada puncaknya pernah menyalurkan bantuan susu siap minum kepada anak-anak SD kurang mampu mencakup lebih dari 1 juta anak seminggu 3 x minum di SD kurang mampu.

Saat ini dokter Suharto melakukan pengobatan Stem Cell untuk anak-anak down syndrome, dengan hasil yang lumayan baik.
Berikut wawancara dengan dokter yang baik dan ramah ini.
Bagaimana, Dok, cara mencetak anak cerdas itu?

Mencetak anak cerdas tidak pernah mudah. Anak dilahirkan dengan POTENSI (kemampuan) yang berbeda yang bersifat bawaan. Ini sering sekali dikaitkan dengan faktor genetik/keturunan. Bila terdapat cacat pada genetiknya maka sering kali berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan selanjutnya. Sebagai contoh, anak dengan kelainan bawaan down syndrome, kemampuannya akan sangat terbatas.
Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah keadaan pertumbuhan selama awal 5 tahun pertama hidup anak tersebut. Di umur itulah perkembangan otaknya akan mengalami penyempurnaan. Gangguan fisik dan kesehatan selama periode tersebut akan berpengaruh besar terhadap perkembangan kecerdasannya. Contohnya, kekurangan zat gizi, sering sakit, sering terkena pukulan pada kepala, keracunan, dan lain-lain.
Ada faktor lain, Dok?
Selain itu, gangguan pada masalah psikologis dan sosial juga memegang peranan penting, seperti lingkungan hidup harian, teman bermain, pendidikan di rumah dan di sekitar rumah, sekolah (bila sudah masuk play group atau kindergarten), perceraian orang tua, kematian salah satu keluarga, dan lain-lain.
Anak pada usia BALITA sering menderita penyakit maka penjagaan sangat menentukan keadaan kesehatannya, misalnya melalui imunisasi, pemberian makan yang baik, menghindari kontak dengan orang-orang yang kena penyakit infeksi, dan mengikuti cara-cara hidup sehat.
Dari segi pendidikan, Dok?
Dari segi pendidikan, perlu dicatat bahwa STIMULASI terhadap perkembangan kecerdasan juga memegang peranan penting seperti bermain, mengikuti program belajar yang sederhana, mengikuti kegiatan inovasi, mendapat contoh-contoh kerja kreatif, mengikuti pendidikan jasmani sebagai sarana belajar aturan, sportivitas dan hidup aktif. Menonton program TV atau film yang salah sering membuat dan menciptakan gangguan dalam perkembangan intelektual anak.

Bagaimana dengan asupan gizi agar anak bisa cerdas?
Pada dasarnya anak harus mendapatkan pengaturan asupan gizi seimbang sesuai tingkat umurnya. Masukan gizi yang lengkap dan cukup sangat penting. Kesulitan yang sering dihadapi adalah jumlah dan ragam masukan gizi yang tak cukup atau tak seimbang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Yang sering terjadi adalah kekurangan protein dan kalori.
Makan bukan hanya aspek asupan gizi, tapi juga mengandung aspek sosial lain, seperti sosialisasi, ketaatan waktu, pergaulan, belajar etika, karenanya orang tua sebaiknya memberi contoh cara dan etika makan yang baik dan benar.

Perkembangan sel-sel otak selama masa pertumbuhan terutama sejak di kandungan dan selama 5 tahun pertama usianya akan tergantung kepada asupan gizi yang baik dan benar. Selain kecukupan jumlah zat gizi, aneka ragam makanan perlu diperhatikan agar anak bisa mendapatkan jumlah/dosis makanan yang memang diperlukan.
Kekurangan salah satu zat, baik karena pasokan maupun karena gangguan pada proses pencernaan, akan menghambat pertumbuhan anak, misalnya pertumbuhan fisik terutama perkembangan otaknya. Pemberian makanan yang cukup dan proporsional dari segi kandungan gizi dan menjaga kesehatan anak merupakan faktor yang sangat penting.
Apa kendala pokok dalam meningkatkan kecerdasan anak?
Ada beberapa kendala pokok dalam meningkatkan kecerdasan anak, antara lain adalah:
a. Hal-hal yang berkaitan dengan pasokan gizi anak.
b. Hal yang berkaitan dengan kesehatan anak.
c. Hal yang berkaitan dengan lingkungan fisik anak, seperti anak yang secara tak sadar keracunan logam berat misal timah hitam (Pb) akan mengalami gangguan pertumbuhan sel-sel otak.
d. Lingkungan psikologis. Anak yang mengalami stres berkepanjangan akan mengalami depresi dan berpengaruh terhadap perkembangan otaknya, misalnya pada keadaan di mana kedua orang tua kurang harmonis dan sering cekcok, keadaan di mana kedua orang tua bercerai, anak yang diasuh oleh orang yang kurang bertanggung jawab, dan lain-lain.
e. Faktor genetik.
Sering seorang anak menderita kelainan genetik, misalnya down syndrome. Kelainan ini menyebabkan gangguan pada perkembangan fisik dan mental anak dan secara lahiriah memiliki kecerdasan yang terbatas.
f. Trauma pada kepala atau akibat kecelakaan akan mengurangi pengoptimalan perkembangan sel-sel otaknya dan berujung pada gangguan kecerdasan.
g. Pendidikan anak, yang merupakan bentuk stimulasi terhadap perkembangan otak. Stimulasi ini juga berkait dengan kesempatan bermain, sosialisasi dan bimbingan dari peer group-nya.

Apa saran Dokter agar orang tua dan guru dapat mencetak anak cerdas?

Banyak konsep yang dikaitkan dengan pengembangan kecerdasan seseorang dan umumnya orang tua akan menekankan peningkatan kemampuan tersebut kepada guru di sekolah. Saya merasa bahwa faktor penting dalam pengembangan kemampuan anak bukan hanya dalam bidang intelektual saja, tapi juga pada banyak kemampuan lain.
Salah kaprah yang terjadi saat ini adalah bahwa perguruan tinggi merupakan sasaran yang dituju banyak orang tua, padahal tidak semua anak mampu dan bisa belajar sampai perguruan tinggi. Kebutuhan tenaga kerja kita pun sebagian besar tidak membutuhkan lulusan perguruan tinggi.
Selain itu, kecerdasan ditentukan oleh faktor genetik. Kecerdasan rata-rata meningkat bila sejak lahir kita mendapatkan populasi yang rata-rata sehat. Karenanya, dilakukan berbagai upaya agar kelainan dapat dideteksi sejak dini melalui:
1.      Konseling perkawinan, premarital councelling dan ini akan dilakukan baik melalui penelaahan genetika maupun melihat silsilah seseorang, atau kita kenal istilah bibit, bebet dan bobot. Pencegahan terhadap timbulnya kelainan bawaan dapat dilakukan sejak dini.
2.      Pengawasan selama kehamilan. Kadang-kadang diperlukan suatu pemeriksaan dengan melihat keadaan janin di kandungan dan melalui Amniocentesis (mengambil cairan ketuban) untuk pemeriksaan keadaan kehamilan. Menjaga asupan gizi ibu selama mengandung, dll.
3.      Menjaga persalinan anak dengan baik. Persalinan normal dan terencana baik akan membantu mendapatkan anak sehat dan berpotensi baik.
4.      Perawatan bayi dan anak.
Dalam menghadapi hal-hal dengan kelainan genetik yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya mungkin penggunaan Stem Cell dapat dipertimbangkan sebab saat ini telah ditemukan cara untuk mengatasi down syndrome dengan penyuntikan Xeno Stem Cell.

Selain itu, Dok?
Kederdasan ditentukan oleh tumbuh kembang anak. Tentu saja selain masalah fisik, tumbuh kembang anak ditentukan juga oleh lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis anak.
Berada dalam lingkungan yang menekankan belajar dengan membaca misalnya menyebabkan anak akan mengikuti budaya baca dengan tekun, buku akan menjadi bagian dalam hidup kesehariannya. Belajar kerja harian seperti membersihkan tempat tidur dan kamar mendorong anak untuk belajar mengurus diri sendiri. Belajar mencintai seni menyebabkan anak lebih mempunyai kedalaman rasa dan naluri. Sebaliknya, berada dalam lingkungan yang kejam/hostile mendorong anak untuk juga berperilaku keras.
Tentang pendidikan, apa saran Dokter?
Sering orang melupakan bahwa unsur pendidikan yang penting adalah:
a. Pengembangan intelektual
Dikembangkan cara berpikir logis melalui pendidikan matematik, cara berkomunikasi melalui baca tulis bersamaan dengan itu dilakukan pengembangan keterampilan sosial, berteman, bergaul dengan berbagai tingkat umur, dan belajar menggunakan fasilitas hidup di masyarakat, seperti menyeberang jalan, menggunakan WC/kamar mandi, sikat gigi, dll.
b. Pendidikan fisik (physical education), berisi penyiapan fisik agar anak memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik dalam kehidupan sehari-hari.
Tiga unsur penting dalam pendidikan jasmani adalah belajar gerak, belajar keterampilan gerak, belajar mematuhi aturan (rule of the games), dan belajar sportivitas, mengakui keunggulan sesama.
c. Belajar menghayati kehidupan melalui berbagai pendidikan agama, moralitas, etika yang tidak hanya dilakukan dengan teori, tetapi juga melalui penghayatan dan praktik sehari-hari.

Peningkatan kemampuan intelektual haruslah dilakukan dalam konteks holistik tersebut sehingga terjadi manusia yang lebih utuh dan bisa hidup dalam masyarakat sekarang ini. Stimulasi otak secara terus-menerus menyebabkan terjadinya peningkatan kecerdasan yang bukan dilihat dalam arti sempit, tetapi lebih lengka

Ibu Hamil, 6 Mitos Seputar “Mencetak” Bayi Cerdas

Dari asupan gizi yang baik sampai memperdengarkan musik klasik dilakukan para ibu hamil untuk mencerdaskan bayinya. Mana yang benar-benar terbukti tokcer?
Persaingan hidup yang kian tajam membuat para orang tua berlomba-lomba mempersiapkan anaknya. Bukan sekadar memberi seabrek latihan sejak bayi atau memilihkan sekolah unggulan belaka. Sejak dalam kandungan, mereka sudah melakukan banyak hal untuk meningkatkan kecerdasan janin.

Apa sih yang banyak dilakukan ibu hamil agar si kecil cerdas? Benarkah hal tersebut hanya mitos semata?
1. Minum susu bisa membuat bayi jadi cerdas
Fakta: Selama ini, susu lebih dikenal sebagai sumber kalsium saja. Padahal, susu juga kaya protein, vitamin A, vitamin B12, vitamin D, potasium, fosfor, serta niasin. Selain itu, susu berperan penting pada fungsi saraf, kontraksi otot, dan pembekuan darah. Bahkan, vitamin D di dalamnya bisa membantu penyerapan kalsium.
Bukan cuma itu lho. Ternyata, susu mengandung pula choline, z at gizi yang punya andil dalam penghantaran rangsang di saraf otak. Penelitian yang dimuat di Journal of The American College of Nutririon menunjukkan, ibu hamil yang mengonsumsi choline dalam jumlah cukup akan melahirkan bayi dengan kemampuan memori yang oke sepanjang hidupnya. Jadi, choline memang cukup berpengaruh terhadap perkembangan dan pusat memori pada otak janin Anda.
2. Biar si kecil cerdas, banyak-banyaklah makan ikan
Fakta: Ikan adalah salah satu sumber yodium, zat gizi yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan janin secara menyeluruh. Nah, janin yang masih sangat muda (pada trimester ke-1) belum bisa mendapat yodium dari kelenjar tiroidnya sendiri. Sementara itu, 80% dari yodium tersedia dalam kelenjar tiroid ibu. Apa jalan ke luarnya? Setiap kali butuh, ia akan mengambil zat gizi ini dari tubuh Anda melalui plasenta. Terbayang kan kalau Anda sampai kekurangan yodium.
Masalahnya, 1 dari 100 ibu hamil berisiko mengalami kekurangan yodium. Padahal, kekurangan zat gizi ini bisa berpengaruh terhadap kerja kelenjar tiroid Anda alias hipotiroidisme . Akibatnya? Yang jelas, pertumbuhan janin akan terhambat. Bahkan, bisa jadi kelak ia tumbuh lebih kerdil ketimbang teman-temannya.
Dan ternyata, seperti yang dibuktikan pada sebuah penelitian di Jerman terhadap 62 anak usia 7–9 tahun, anak-anak yang ibunya kekurangan yodium ketika hamil IQnya 4 poin lebih rendah dibanding mereka yang ibunya tidak pernah kekurangan yodium.
Selain yodium, ikan juga mengandung asam lemak, yakni DHA (asam dokosaheksanoat) yang mirip asam lemak omega–3 (zat yang dapat melindungi Anda terhadap serangan jantung). Nah, janin yang tidak mendapat DHA yang mencukupi dikhawatirkan akan menderita gangguan penglihatan dan perilaku abnormal begitu lahir. Sepanjang hidupnya, ia juga akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi, gangguan sistem kekebalan, serta kesulitan belajar. Sebagai catatan, sekitar 70% dari seluruh pertumbuhan sel terjadi pada akhir trimester ke-3. Makanya, zat ini penting juga perlu disalurkan ke janin.
3. Ibu aktif berolahraga, janin pun pintar
Fakta: Sepintas, hubungan antara kedua hal ini agak mengada-ada. Penelitian yang dilakukan oleh James F. Clapp, MD dari Case Western University di Cleveland, Amerika, membandingkan anak-anak dari ibu hamil yang berolahraga dengan ibu hamil yang tidak pernah berolahraga.
Penelitian secara berkesinambungan ini menunjukkan, setelah usia 5 tahun, anak-anak yang ibunya rajin berolahraga memiliki skor inteligensia yang lebih tinggi dalam tes inteligensia secara umum maupun dalam keterampilan berbahasa. Bisa jadi, aliran darah yang lancar selama ia berolahraga menghantar aliran oksigen yang lancar pula bagi si kecil. Perkembangan janin pun terpacu pesat.
4. Sering mengajak si kecil bicara = bayi cerdas
Fakta: Rangsangan untuk memperdengarkan bunyi-bunyian bagi janin bukannya tanpa dasar. Bahkan, penelitian menunjukkan, janin sudah bisa mendengar pada usia 6 bulan.
Penelitian di Belanda membuktikan pula, janin yang sudah memasuki trimester ke-3, bukan hanya bisa mendengar suara, tetapi juga bisa “belajar”. Para peneliti memperdengarkan bunyi-bunyian pada janin, lalu memonitor dengan USG (ultrasonografi) untuk melihat reaksinya. Ternyata, janin bereaksi lebih cepat setiap kali mendengar bunyi-bunyian. Namun, ini tetap tidak bisa membuktikan kalau “belajar lebih dini” ini akan memberikan efek pada kemampuan inteligensinya ketika dewasa.
Meski begitu, penelitian Frances P. Glascoe, Ph.D , pengajar di Vanderbilt University, Berlin Timur, Jerman, boleh juga disimak. “Janin, bayi, maupun balita yang dibesarkan dalam lingkungan yang membiasakannya untuk berbicara dengan baik, mendengar, dan membaca, cenderung memiliki IQ yang lebih tinggi dan lebih maju di sekolah,” katanya.
5. Musik klasik bisa meningkatkan kecerdasan bayi
Fakta: Banyak orang menduga, perkembangan otak janin sangat dipengaruhi oleh kejadian di luar rahim. Jika Anda suka bernyanyi dan memainkan musik, kelak ia akan “ingat” musik tersebut. Inilah yang diungkapkan oleh Pablo Casals, pemain cello yang lahir di sebuah kota kecil dekat Barcelona, Spanyol. Pada usia 4,5 tahun, dengan mudah ia memainkan lagu-lagu, meski belum pernah membaca partiturnya. Barulah tahu dia kemudian, bahwa ibunya (juga pemain cello) sering memainkan lagu-lagu itu ketika hamil tua. Tapi, benarkah musik menjadikannya bayi yang cerdas?
“Inteligensia merupakan hal yang kompleks,” kata David Baron, Kepala Bagian Psikiatri dari Fakultas Kedokteran Universitas Temple, Amerika. Makanya, sampai sekarang, belum ada bukti bahwa musik secara langsung akan merangsang otak janin sehingga kelak bisa punya IQ tertentu. Kok begitu? “Sekitar 60–80% dari kecerdasan seseorang diturunkan secara genetik,” jelasnya.
Tapi, janin yang terbiasa mendengar musik klasik yang tenang memang cenderung jadi anak yang tenang. Ia juga gampang tidur nyenyak. Dan, tidur lelap ini ada hubungannya dengan perkembangan otak! Asal tahu saja, sel saraf di otak akan tumbuh pesat ketika bayi tidur. Kalau ia tenang, tidur pun cukup. Perkembangan otak pun jadi maksimal.
Jaga kesehatan selama hamil bisa meningkatkan kecerdasan bayi
Fakta: “Hal penting yang dapat dilakukan para ibu agar bayinya sehat, termasuk otak dan psikisnya sehat, adalah menjaga kesehatan seoptimal mungkin,” kata Lisa Elliot, Ph.D, Asisten Profesor pada Bagian Saraf di The Chicago Medical School, Amerika. Bagaimana caranya?


Ibu Hamil. Cara Berkomunikasi dan Mendidik Janin Bayi Dalam Kandungan




Berkomunikasi dengan anak sebetulnya sudah dapat dimulai sejak dini bahkan ketika anak masih menjadi janin dalam perut ibu. Dengan menyadari bahwa orangtua dapat berkomunikasi dengan janin dalam kandungan akan memberikan ikatan hubungan yang lebih dekat dan juga menjadi sebuah pengalaman yang begitu menyenangkan yang tidak dapat terlupakan.
Ada beberapa komunikasi yang dapat dilakukan orangtua kepada janin yang dikandungnya, tentunya dengan mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pembentukan indera-indera janin, sehingga komunikasi dapat tepat dilakukan.

Indera Peraba

Indera Peraba ini berkembang sebelum minggu ke 8. Ketika janin bergerak dan telapak tangan atau kakinya tampak pada perut ibu, sentuhlah dia, berikan perasaan lembut dan kasih sayang kepadanya, sehingga ia merasakan kelembutan, rasa cinta dan kasih sayang dari orangtuanya. Rasa cinta dan kasih sayang dari orangtua yang dia rasakan akan memberikan ketenangan pada janin anda.
...Rasa cinta dan kasih sayang dari orangtua yang dia rasakan akan memberikan ketenangan pada janin anda...
Indera Pendengaran

Indera pendengaran mulai berkembang pada minggu ke 8 dan selesai pembentukan pada minggu ke 24. Indera pendengaran ini juga dibantu oleh air ketuban yang merupakan penghantar suara yang baik.
Janin akan mulai mendengar suara aliran darah melalui plasenta, suara denyut jantung dan suara udara dalam usus. Selain itu janin akan bereaksi terhadap suara-suara keras, bahkan bisa membuat janin terkejut melompat.
Pada minggu ke 25 janin sudah dapat mendengar dan mengenali suara orang-orang terdekatnya seperti ibu dan ayahnya. Lakukanlah komunikasi dengannya meskipun hanya satu arah, bertilawah quranlah orangtua, bacakan cerita atau berbicalah dengan janin untuk  lebih mendekatkan diri janin dengan orangtuanya dan lebih mengenal suara dari orangtuanya.
...orangtua yang sedang marah akan memberikan reaksi marah pula pada janin, sebaliknya alunan tilawah Al-Qur'an yang lembut dapat menenteramkan janin...
Bahkan orangtua yang sedang marah akan memberikan reaksi marah pula pada janin, sebaliknya alunan tilawah Al-Qur'an yang lembut dapat menenteramkan janin.
Indera Perasa

Indera perasa janin akan terbentuk pada minggu ke 13-15. Pada usia ini janin dapat merasakan substansi yang pahit dan manis. Jika, cairan ketuban yang dia rasakan manis, maka dia akan meminumnya dan menelannya. Namun jika air ketuban yang dia rasakan terasa pahit, janin akan meronta dan mengeluarkannya, serta janin akan menghentikan konsumsinya tsb..
Indera Penciuman

Indera penciuman akan terbentuk pada usia kehamilan 11 - 15 minggu. Ketika indera penciuman ini terbentuk, janin dapat mencium dari bau air ketuban yang baunya mirip seperti ibunya. Makanya ketika bayi terlahir, dalam beberapa jam ia akan mengenali siapa ibunya berdasar dari indera penciuman ini.
Indera Penglihatan

Dari awal kehamilan hingga usia ke 26 mata bayi akan selalu tertutup untuk memproduksi retina, namun meskipun demikian retina janin pada usia kehamilan 16 minggu dapat mendeteksi adanya pancaran sinar.
Pada usia kehamilan di minggu 27,  janin mulai membuka matanya dan melihat ke sekelilingnya untuk pertama kalinya. Mata janin dapat menangkap cahaya yang masuk ke dalam rahim ibunya, baik itu sinar matahari atau sinar lampu. Selain itu otak janin akan bereaksi terhadapa kelap-kelip cahaya

Jadi, janin dapat bereaksi terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar bahkan dalam tubuh ibu. Oleh karena itu sudah seharusnya lingkungan tempat tinggal, tingkah laku dan tutur kata ibu yang tengah mengandung harus selalu dijaga. Segala sesuatu yang dilihat dan didengar sendiri, baik itu perasaan suka, marah, sedih dan senang, sudah pasti memberi pengaruh bagi perkembangan si janin.
...manfaatkan sepenuhnya keunikan janin ini, untuk memberikan pendidikan sedini mungkin dan pengaruh baik secara berangsur-angsur dengan penuh semangat mendorong maju pertumbuhan dan kesehatan jiwa dan raga janin...
Jangan mengira bahwa janin belum memiliki perasaan, sehingga dengan sengaja tidak membatasi diri. Maka dari itu manfaatkan sepenuhnya keunikan janin ini, untuk memberikan pendidikan sedini mungkin dan pengaruh baik secara berangsur-angsur dengan penuh semangat mendorong maju pertumbuhan dan kesehatan jiwa dan raga janin.
Sekolah yang satu ini berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Sekolah yang satu ini mengambil setting lokasi kelas di dalam perut alias di dalam kandungan. Lalu ibu, ayah, dan anggota keluarga lainnyalah yang berperan menjadi guru, dan janin yang ada di dalam kandungan lah yang akan menjadi muridnya. Sekolah dalam perut adalah sekolah yang paling murah dan paling praktis, tidak perlu membutuhkan biaya banyak seperti sekolah-sekolah biasa. Sekolah dalam perut ini bertujuan untuk mendidik anak sejak dalam kandungan. Ini adalah cara mencerdaskan anak paling mudah dan murah tanpa harus menunggu anak duduk di bangku sekolah sesungguhnya. Mungkin timbul pertanyaan dalam benak kita semua, akankah seorang janin dalam kandungan bisa diajak belajar? Ya, berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Barat dalam bidang perkembangan pra-lahir, ternyata menunjukkan bahwa selama berada dalam rahim, anak dapat belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Pada saat kandungan telah berusia 20 minggu atau sekitar 5 bulan, kemampuan janin untuk merasakan stimulus telah berkembang dengan cukup baik. Sehingga hal ini memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran terhadap janin pun dapat dimulai. Menurut F. Rene van de Carr dan Marc Lehrer, dalam bukunya Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, beberapa kebiasaan baik yang dibentuk secara konsisten oleh ibu-ibu hamil pada dirinya dan bayinya selama masa kehamilan dapat mengurangi berbagai kesulitan yang mungkin timbul ketika sang anak sudah menghirup udara dunia. Para ibu hamil di Barat biasa memperdengarkan irama musik-musik klasik pada janin yang ada di dalam kandungannya. Sedangkan untuk kita yang beragama Islam, memperdengarkan muratal Al-Qur’an adalah alternatif yang lebih baik. Karena hal tersebut dapat membiasakan janin terbiasa dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan membuat hapalan anak kuat ketika lahir ke dunia kelak. Contohnya seperti Hasan Thabathabai yang selalu diperdengarkan tilawah Al-Qur’an oleh ibunya. Hasilnya Hasan meraih gelar doktor termuda dalam Hifzhul Qur’an di usianya yang belum mencapai 12 tahun. Selain itu, membacakan cerita ataupun kisah-kisah serta relaksasi bagi janin akan memungkinkan ibu-ibu hamil dapat menjalin komunikasi dan membina hubungan yang positif dengan jabang bayi yang ada dalam kandungannya. Masih dalam bukunya Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, F. Rene van de Carr dan Marc Lehrer menuliskan bahwa The American Association of The Advacement of Science pada tahun 1996 merangkum hasil penelitian beberapa ilmuwan dalam bidang stimulasi pra-lahir atau bayi, antara lain sebagai berikut : Dokter Craig Ramey dari University of Alabama menegaskan bahwa program-program stimulasi dini dapat meningkatkan nilai tes kecerdasan dalam pelajaran utama pada semua anak yang diteliti dari masa bayi hingga usia 15 tahun. Anak-anak tersebut mencapai nilai kecerdasan 15 hingga 30 persen lebih tinggi dibanding lainnya. Dokter marion Cleves Diamond dari University of California di Berkeley-AS melakukan eksperimen bertahun-tahun dan mendapatkan hasil yang sama berulang-ulang bahwa tikus yang diberi stimulasi tidak hanya mengembangkan pencabangan sel otak lebih banyak dan daerah kortikal otak yang tebal, tetapi juga lebih cerdas dan lebih terampil bersosialisasi dengan tikus lainnya. Dokter Hugo Moser dari John Hopkins University meneliti monyet-monyet Rhesus tanpa stimulasi. Hasilnya adalah monyet tersebut mengalami cacat perilaku yang mencolok dan menyedihkan saat mereka dewasa. Monyet-monyet tersebut menjadi kikuk, suka menyiksa diri sendiri dan menarik diri dari kontak sosial dengan monyet lainnya, serta menunjukkan tanda-tanda keterbatasan kecerdasan lainnya. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh The Prenatal Enrichment Unit di Huacchiew General Hospital Bangkok-Thailand yang dipimpin oleh dr. C. Panthuraamphorn. Penelitian dilakukan dengan pemberian stimulasi terhadap janin dalam kandungan. Hasilnya ketika bayi tersebut lahir, mereka mampu menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, mampu menolehkan kepala ke arah suara orangtuanya, lebih tanggap terhadap musik, dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat ia dewasa. Begitu pula dengan riset yang dilakukan oleh Prof. Suzuki dari Jepang yang dimuat dalam harian The Japan Times Weekly Education, bahwa stimulus yang diberikan terhadap janin sangat terkait dengan tingkat intelegensi anak. Jadi, sejak masih dalam kandungan, anak sebenarnya sudah siap merespon stimulasi-stimulasi edukatif yang diberikan kedua orang tuanya, terutama ibunya. Metode sekolah dalam perut ini memang adalah metode Barat. Namun apa salahnya apabila metode ini juga diaplikasikan dalam Islam dan menggunakan cara-cara yang lebih islami, misalnya dengan memperdengarkan muratal kepada janin. Metode ini telah diterapkan oleh seorang muslimah kelahiran Medan yang berkesempatan menyelesaikan studi sarjananya di negeri Syams, Ustadzah Halimah Sa’diyah Nasution. Beliau memiliki seorang anak yang bernama Ayyasy Ar-Rantisi. Pelajaran yang Ustadzah Halimah berikan kepada Ayyasy Ar-Rantisi adalah elusan di perut dan tilawah Al-Qu’an sesering mungkin, diperdengarkan burdah, dibacakan sirah 25 Nabi dan Rasul, dinyanyikan lagu anak-anak seperti Balonku, Bintang Kecil, Pelang-Pelangi, dan lainnya. Ayyasy ketika masih berada dalam kandungan juga dibacakan hadits-hadits pendek, cerita-cerita sains untuk anak dan di akhir pelajaran selalu ditutup dengan burdah. Satu paket pelajaran ini biasanya dapat beliau selesaikan dalam waktu 10-20 menit sekolah dalam perut tersebut biasa beliau lakukan setiap pagi, sekitar pukul 09.00 dan dimulai sejak Ayyasy berusia 4 bulan di dalam kandungan. Dan hasil dari pembelajaran Ayyasy dalam kandungan sungguh mengesankan. Ayyasy ketika lahir tidak banyak menangis dan lebih rileks, lebih gesit, matanya lebih waspada, dan memiliki kode khusus untuk memberitahukan bahwa ia meminta diganti popoknya. Bocah ini juga memiliki rentang perhatian yang lebih lama dan lebih fokus pada gambar-gambar yang ditunjukkan padanya. Dan ketika menginjak usia 6 bulan, Ayyasy sudah bisa menyebut “Umi“. Ayyasy juga sudah bisa mengeluarkan suara ‘r’ dengan jelas ketika ia berusia 10 bulan. Dalam metode sekolah dalam perut ini juga dibutuhkan kurikulum dan aturan-aturan layaknya sekolah biasa. Kurikulum disesuaikan dengan keinginan orang tua, misalkan memperdengarkan muratal Al-Qur’an, dibacakan cerita, dinyanyikan, daiajak berkomunikasi, dan lainnya. Cara berkomunikasi dengan janin yang ada di dalam kandungan dapat dilakukan dengan menggunakan megafon atapun alat khusus yang terdiri dari microphone yang digunakan oleh guru atau ibu dan dilengkapi dengan speaker atau sejenis headphone untuk ditempelkan ke perut ibu supaya dapat didengar oleh janin ketika proses pembelajaran. Alat ini sudah banyak dijual di pasaran. Atau bisa juga menggunakan alat yang lebih murah yaitu, kalender yang digulung seperti terompet tahun baru. Bagian corongnya digunakan oleh ibu untuk bersuara, dan ujungnya ditempelkan ke perut untuk diperdengarkan ke janin. Aturan sekolah dalam perut ini adalah harus menyediakan waktu khusus untuk proses pembelajaran. Bagi ke dalam 2 sesi setiap harinya, dan satu sesi hanya membutuhkan waktu 5-20 menit. Dianjurkan dilakukan 30-150 menit setelah sang ibu makan. Jangan memaksa bayi belajar dan memperlama proses belajar agar bayi bisa rileks dan mencerna pelajaran dengan baik. Selain itu jangan meng-qadha’ atau mengganti waktu belajar yang tidak terlaksana. Karena ini akan membuat tingkat stress pada janin meningkat. Usahakan untuk mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan muratal, nayid, musik, nyanyian, atau senandung. Dan yang paling utama adalah konsisten selama proses belajar dari awal proses pembelajaran, yang dapat dimulai di akhir trisemester pertama hingga bayi lahir. Perbanyak komunikasi verbal berupa sentuhan ke perut ibu, bukan hanya oleh ibu tetapi ayah dan anggota keluarga lainnya seperti kakak sang bayi bisa ikut serta. Proses pembelajaran dan pemberian stimulasi dalam kandungan ini banyak diterapkan oleh orang-orang Yahudi. Para ibu hamil Yahudi biasanya ketika sedeng hamil, mereka berusaha untuk mengerjakan soal matematika sesulit apapun walaupun si ibu kurang menyukai matematika. Sang ibu juga mengajarkan janin yang ada di dalam kandungan not-not balok yang terbilang rumit. Janin yang ada di dalam kandungan juga sering diperdengarkan musik klasik. Tidak heran apabila banyak orang-orang Yahudi yang jenius dan pandai, hanya saja kejeniusan mereka membuat orang lain sengsara alias jenius tapi keblinger. Selain asupan yang bergizi selama masa kehamilan, sekolah dalam perut dan kepribadian keseharian si ibu juga dapat membentuk karakter dan kecerdasan anak. Oleh karena itu jangan sungkan-sungkan untuk mencoba metode sekolah dalam perut ini untuk mencetak generasi rabbani yang unggul dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Read more at: http://www.ruanghati.com/2012/05/03/subhanallah-indahnya-bersekolah-di-dalam-perut-ibuku/
Sekolah yang satu ini berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Sekolah yang satu ini mengambil setting lokasi kelas di dalam perut alias di dalam kandungan. Lalu ibu, ayah, dan anggota keluarga lainnyalah yang berperan menjadi guru, dan janin yang ada di dalam kandungan lah yang akan menjadi muridnya. Sekolah dalam perut adalah sekolah yang paling murah dan paling praktis, tidak perlu membutuhkan biaya banyak seperti sekolah-sekolah biasa. Sekolah dalam perut ini bertujuan untuk mendidik anak sejak dalam kandungan. Ini adalah cara mencerdaskan anak paling mudah dan murah tanpa harus menunggu anak duduk di bangku sekolah sesungguhnya. Mungkin timbul pertanyaan dalam benak kita semua, akankah seorang janin dalam kandungan bisa diajak belajar? Ya, berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Barat dalam bidang perkembangan pra-lahir, ternyata menunjukkan bahwa selama berada dalam rahim, anak dapat belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Pada saat kandungan telah berusia 20 minggu atau sekitar 5 bulan, kemampuan janin untuk merasakan stimulus telah berkembang dengan cukup baik. Sehingga hal ini memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran terhadap janin pun dapat dimulai. Menurut F. Rene van de Carr dan Marc Lehrer, dalam bukunya Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, beberapa kebiasaan baik yang dibentuk secara konsisten oleh ibu-ibu hamil pada dirinya dan bayinya selama masa kehamilan dapat mengurangi berbagai kesulitan yang mungkin timbul ketika sang anak sudah menghirup udara dunia. Para ibu hamil di Barat biasa memperdengarkan irama musik-musik klasik pada janin yang ada di dalam kandungannya. Sedangkan untuk kita yang beragama Islam, memperdengarkan muratal Al-Qur’an adalah alternatif yang lebih baik. Karena hal tersebut dapat membiasakan janin terbiasa dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan membuat hapalan anak kuat ketika lahir ke dunia kelak. Contohnya seperti Hasan Thabathabai yang selalu diperdengarkan tilawah Al-Qur’an oleh ibunya. Hasilnya Hasan meraih gelar doktor termuda dalam Hifzhul Qur’an di usianya yang belum mencapai 12 tahun. Selain itu, membacakan cerita ataupun kisah-kisah serta relaksasi bagi janin akan memungkinkan ibu-ibu hamil dapat menjalin komunikasi dan membina hubungan yang positif dengan jabang bayi yang ada dalam kandungannya. Masih dalam bukunya Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, F. Rene van de Carr dan Marc Lehrer menuliskan bahwa The American Association of The Advacement of Science pada tahun 1996 merangkum hasil penelitian beberapa ilmuwan dalam bidang stimulasi pra-lahir atau bayi, antara lain sebagai berikut : Dokter Craig Ramey dari University of Alabama menegaskan bahwa program-program stimulasi dini dapat meningkatkan nilai tes kecerdasan dalam pelajaran utama pada semua anak yang diteliti dari masa bayi hingga usia 15 tahun. Anak-anak tersebut mencapai nilai kecerdasan 15 hingga 30 persen lebih tinggi dibanding lainnya. Dokter marion Cleves Diamond dari University of California di Berkeley-AS melakukan eksperimen bertahun-tahun dan mendapatkan hasil yang sama berulang-ulang bahwa tikus yang diberi stimulasi tidak hanya mengembangkan pencabangan sel otak lebih banyak dan daerah kortikal otak yang tebal, tetapi juga lebih cerdas dan lebih terampil bersosialisasi dengan tikus lainnya. Dokter Hugo Moser dari John Hopkins University meneliti monyet-monyet Rhesus tanpa stimulasi. Hasilnya adalah monyet tersebut mengalami cacat perilaku yang mencolok dan menyedihkan saat mereka dewasa. Monyet-monyet tersebut menjadi kikuk, suka menyiksa diri sendiri dan menarik diri dari kontak sosial dengan monyet lainnya, serta menunjukkan tanda-tanda keterbatasan kecerdasan lainnya. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh The Prenatal Enrichment Unit di Huacchiew General Hospital Bangkok-Thailand yang dipimpin oleh dr. C. Panthuraamphorn. Penelitian dilakukan dengan pemberian stimulasi terhadap janin dalam kandungan. Hasilnya ketika bayi tersebut lahir, mereka mampu menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, mampu menolehkan kepala ke arah suara orangtuanya, lebih tanggap terhadap musik, dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat ia dewasa. Begitu pula dengan riset yang dilakukan oleh Prof. Suzuki dari Jepang yang dimuat dalam harian The Japan Times Weekly Education, bahwa stimulus yang diberikan terhadap janin sangat terkait dengan tingkat intelegensi anak. Jadi, sejak masih dalam kandungan, anak sebenarnya sudah siap merespon stimulasi-stimulasi edukatif yang diberikan kedua orang tuanya, terutama ibunya. Metode sekolah dalam perut ini memang adalah metode Barat. Namun apa salahnya apabila metode ini juga diaplikasikan dalam Islam dan menggunakan cara-cara yang lebih islami, misalnya dengan memperdengarkan muratal kepada janin. Metode ini telah diterapkan oleh seorang muslimah kelahiran Medan yang berkesempatan menyelesaikan studi sarjananya di negeri Syams, Ustadzah Halimah Sa’diyah Nasution. Beliau memiliki seorang anak yang bernama Ayyasy Ar-Rantisi. Pelajaran yang Ustadzah Halimah berikan kepada Ayyasy Ar-Rantisi adalah elusan di perut dan tilawah Al-Qu’an sesering mungkin, diperdengarkan burdah, dibacakan sirah 25 Nabi dan Rasul, dinyanyikan lagu anak-anak seperti Balonku, Bintang Kecil, Pelang-Pelangi, dan lainnya. Ayyasy ketika masih berada dalam kandungan juga dibacakan hadits-hadits pendek, cerita-cerita sains untuk anak dan di akhir pelajaran selalu ditutup dengan burdah. Satu paket pelajaran ini biasanya dapat beliau selesaikan dalam waktu 10-20 menit sekolah dalam perut tersebut biasa beliau lakukan setiap pagi, sekitar pukul 09.00 dan dimulai sejak Ayyasy berusia 4 bulan di dalam kandungan. Dan hasil dari pembelajaran Ayyasy dalam kandungan sungguh mengesankan. Ayyasy ketika lahir tidak banyak menangis dan lebih rileks, lebih gesit, matanya lebih waspada, dan memiliki kode khusus untuk memberitahukan bahwa ia meminta diganti popoknya. Bocah ini juga memiliki rentang perhatian yang lebih lama dan lebih fokus pada gambar-gambar yang ditunjukkan padanya. Dan ketika menginjak usia 6 bulan, Ayyasy sudah bisa menyebut “Umi“. Ayyasy juga sudah bisa mengeluarkan suara ‘r’ dengan jelas ketika ia berusia 10 bulan. Dalam metode sekolah dalam perut ini juga dibutuhkan kurikulum dan aturan-aturan layaknya sekolah biasa. Kurikulum disesuaikan dengan keinginan orang tua, misalkan memperdengarkan muratal Al-Qur’an, dibacakan cerita, dinyanyikan, daiajak berkomunikasi, dan lainnya. Cara berkomunikasi dengan janin yang ada di dalam kandungan dapat dilakukan dengan menggunakan megafon atapun alat khusus yang terdiri dari microphone yang digunakan oleh guru atau ibu dan dilengkapi dengan speaker atau sejenis headphone untuk ditempelkan ke perut ibu supaya dapat didengar oleh janin ketika proses pembelajaran. Alat ini sudah banyak dijual di pasaran. Atau bisa juga menggunakan alat yang lebih murah yaitu, kalender yang digulung seperti terompet tahun baru. Bagian corongnya digunakan oleh ibu untuk bersuara, dan ujungnya ditempelkan ke perut untuk diperdengarkan ke janin. Aturan sekolah dalam perut ini adalah harus menyediakan waktu khusus untuk proses pembelajaran. Bagi ke dalam 2 sesi setiap harinya, dan satu sesi hanya membutuhkan waktu 5-20 menit. Dianjurkan dilakukan 30-150 menit setelah sang ibu makan. Jangan memaksa bayi belajar dan memperlama proses belajar agar bayi bisa rileks dan mencerna pelajaran dengan baik. Selain itu jangan meng-qadha’ atau mengganti waktu belajar yang tidak terlaksana. Karena ini akan membuat tingkat stress pada janin meningkat. Usahakan untuk mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan muratal, nayid, musik, nyanyian, atau senandung. Dan yang paling utama adalah konsisten selama proses belajar dari awal proses pembelajaran, yang dapat dimulai di akhir trisemester pertama hingga bayi lahir. Perbanyak komunikasi verbal berupa sentuhan ke perut ibu, bukan hanya oleh ibu tetapi ayah dan anggota keluarga lainnya seperti kakak sang bayi bisa ikut serta. Proses pembelajaran dan pemberian stimulasi dalam kandungan ini banyak diterapkan oleh orang-orang Yahudi. Para ibu hamil Yahudi biasanya ketika sedeng hamil, mereka berusaha untuk mengerjakan soal matematika sesulit apapun walaupun si ibu kurang menyukai matematika. Sang ibu juga mengajarkan janin yang ada di dalam kandungan not-not balok yang terbilang rumit. Janin yang ada di dalam kandungan juga sering diperdengarkan musik klasik. Tidak heran apabila banyak orang-orang Yahudi yang jenius dan pandai, hanya saja kejeniusan mereka membuat orang lain sengsara alias jenius tapi keblinger. Selain asupan yang bergizi selama masa kehamilan, sekolah dalam perut dan kepribadian keseharian si ibu juga dapat membentuk karakter dan kecerdasan anak. Oleh karena itu jangan sungkan-sungkan untuk mencoba metode sekolah dalam perut ini untuk mencetak generasi rabbani yang unggul dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Read more at: http://www.ruanghati.com/2012/05/03/subhanallah-indahnya-bersekolah-di-dalam-perut-ibuku/

Sekolah yang satu ini berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Sekolah yang satu ini mengambil setting lokasi kelas di dalam perut alias di dalam kandungan. Lalu ibu, ayah, dan anggota keluarga lainnyalah yang berperan menjadi guru, dan janin yang ada di dalam kandungan lah yang akan menjadi muridnya. Sekolah dalam perut adalah sekolah yang paling murah dan paling praktis, tidak perlu membutuhkan biaya banyak seperti sekolah-sekolah biasa. Sekolah dalam perut ini bertujuan untuk mendidik anak sejak dalam kandungan. Ini adalah cara mencerdaskan anak paling mudah dan murah tanpa harus menunggu anak duduk di bangku sekolah sesungguhnya. Mungkin timbul pertanyaan dalam benak kita semua, akankah seorang janin dalam kandungan bisa diajak belajar? Ya, berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Barat dalam bidang perkembangan pra-lahir, ternyata menunjukkan bahwa selama berada dalam rahim, anak dapat belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Pada saat kandungan telah berusia 20 minggu atau sekitar 5 bulan, kemampuan janin untuk merasakan stimulus telah berkembang dengan cukup baik. Sehingga hal ini memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran terhadap janin pun dapat dimulai. Menurut F. Rene van de Carr dan Marc Lehrer, dalam bukunya Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, beberapa kebiasaan baik yang dibentuk secara konsisten oleh ibu-ibu hamil pada dirinya dan bayinya selama masa kehamilan dapat mengurangi berbagai kesulitan yang mungkin timbul ketika sang anak sudah menghirup udara dunia. Para ibu hamil di Barat biasa memperdengarkan irama musik-musik klasik pada janin yang ada di dalam kandungannya. Sedangkan untuk kita yang beragama Islam, memperdengarkan muratal Al-Qur’an adalah alternatif yang lebih baik. Karena hal tersebut dapat membiasakan janin terbiasa dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan membuat hapalan anak kuat ketika lahir ke dunia kelak. Contohnya seperti Hasan Thabathabai yang selalu diperdengarkan tilawah Al-Qur’an oleh ibunya. Hasilnya Hasan meraih gelar doktor termuda dalam Hifzhul Qur’an di usianya yang belum mencapai 12 tahun. Selain itu, membacakan cerita ataupun kisah-kisah serta relaksasi bagi janin akan memungkinkan ibu-ibu hamil dapat menjalin komunikasi dan membina hubungan yang positif dengan jabang bayi yang ada dalam kandungannya. Masih dalam bukunya Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, F. Rene van de Carr dan Marc Lehrer menuliskan bahwa The American Association of The Advacement of Science pada tahun 1996 merangkum hasil penelitian beberapa ilmuwan dalam bidang stimulasi pra-lahir atau bayi, antara lain sebagai berikut : Dokter Craig Ramey dari University of Alabama menegaskan bahwa program-program stimulasi dini dapat meningkatkan nilai tes kecerdasan dalam pelajaran utama pada semua anak yang diteliti dari masa bayi hingga usia 15 tahun. Anak-anak tersebut mencapai nilai kecerdasan 15 hingga 30 persen lebih tinggi dibanding lainnya. Dokter marion Cleves Diamond dari University of California di Berkeley-AS melakukan eksperimen bertahun-tahun dan mendapatkan hasil yang sama berulang-ulang bahwa tikus yang diberi stimulasi tidak hanya mengembangkan pencabangan sel otak lebih banyak dan daerah kortikal otak yang tebal, tetapi juga lebih cerdas dan lebih terampil bersosialisasi dengan tikus lainnya. Dokter Hugo Moser dari John Hopkins University meneliti monyet-monyet Rhesus tanpa stimulasi. Hasilnya adalah monyet tersebut mengalami cacat perilaku yang mencolok dan menyedihkan saat mereka dewasa. Monyet-monyet tersebut menjadi kikuk, suka menyiksa diri sendiri dan menarik diri dari kontak sosial dengan monyet lainnya, serta menunjukkan tanda-tanda keterbatasan kecerdasan lainnya. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh The Prenatal Enrichment Unit di Huacchiew General Hospital Bangkok-Thailand yang dipimpin oleh dr. C. Panthuraamphorn. Penelitian dilakukan dengan pemberian stimulasi terhadap janin dalam kandungan. Hasilnya ketika bayi tersebut lahir, mereka mampu menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, mampu menolehkan kepala ke arah suara orangtuanya, lebih tanggap terhadap musik, dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat ia dewasa. Begitu pula dengan riset yang dilakukan oleh Prof. Suzuki dari Jepang yang dimuat dalam harian The Japan Times Weekly Education, bahwa stimulus yang diberikan terhadap janin sangat terkait dengan tingkat intelegensi anak. Jadi, sejak masih dalam kandungan, anak sebenarnya sudah siap merespon stimulasi-stimulasi edukatif yang diberikan kedua orang tuanya, terutama ibunya. Metode sekolah dalam perut ini memang adalah metode Barat. Namun apa salahnya apabila metode ini juga diaplikasikan dalam Islam dan menggunakan cara-cara yang lebih islami, misalnya dengan memperdengarkan muratal kepada janin. Metode ini telah diterapkan oleh seorang muslimah kelahiran Medan yang berkesempatan menyelesaikan studi sarjananya di negeri Syams, Ustadzah Halimah Sa’diyah Nasution. Beliau memiliki seorang anak yang bernama Ayyasy Ar-Rantisi. Pelajaran yang Ustadzah Halimah berikan kepada Ayyasy Ar-Rantisi adalah elusan di perut dan tilawah Al-Qu’an sesering mungkin, diperdengarkan burdah, dibacakan sirah 25 Nabi dan Rasul, dinyanyikan lagu anak-anak seperti Balonku, Bintang Kecil, Pelang-Pelangi, dan lainnya. Ayyasy ketika masih berada dalam kandungan juga dibacakan hadits-hadits pendek, cerita-cerita sains untuk anak dan di akhir pelajaran selalu ditutup dengan burdah. Satu paket pelajaran ini biasanya dapat beliau selesaikan dalam waktu 10-20 menit sekolah dalam perut tersebut biasa beliau lakukan setiap pagi, sekitar pukul 09.00 dan dimulai sejak Ayyasy berusia 4 bulan di dalam kandungan. Dan hasil dari pembelajaran Ayyasy dalam kandungan sungguh mengesankan. Ayyasy ketika lahir tidak banyak menangis dan lebih rileks, lebih gesit, matanya lebih waspada, dan memiliki kode khusus untuk memberitahukan bahwa ia meminta diganti popoknya. Bocah ini juga memiliki rentang perhatian yang lebih lama dan lebih fokus pada gambar-gambar yang ditunjukkan padanya. Dan ketika menginjak usia 6 bulan, Ayyasy sudah bisa menyebut “Umi“. Ayyasy juga sudah bisa mengeluarkan suara ‘r’ dengan jelas ketika ia berusia 10 bulan. Dalam metode sekolah dalam perut ini juga dibutuhkan kurikulum dan aturan-aturan layaknya sekolah biasa. Kurikulum disesuaikan dengan keinginan orang tua, misalkan memperdengarkan muratal Al-Qur’an, dibacakan cerita, dinyanyikan, daiajak berkomunikasi, dan lainnya. Cara berkomunikasi dengan janin yang ada di dalam kandungan dapat dilakukan dengan menggunakan megafon atapun alat khusus yang terdiri dari microphone yang digunakan oleh guru atau ibu dan dilengkapi dengan speaker atau sejenis headphone untuk ditempelkan ke perut ibu supaya dapat didengar oleh janin ketika proses pembelajaran. Alat ini sudah banyak dijual di pasaran. Atau bisa juga menggunakan alat yang lebih murah yaitu, kalender yang digulung seperti terompet tahun baru. Bagian corongnya digunakan oleh ibu untuk bersuara, dan ujungnya ditempelkan ke perut untuk diperdengarkan ke janin. Aturan sekolah dalam perut ini adalah harus menyediakan waktu khusus untuk proses pembelajaran. Bagi ke dalam 2 sesi setiap harinya, dan satu sesi hanya membutuhkan waktu 5-20 menit. Dianjurkan dilakukan 30-150 menit setelah sang ibu makan. Jangan memaksa bayi belajar dan memperlama proses belajar agar bayi bisa rileks dan mencerna pelajaran dengan baik. Selain itu jangan meng-qadha’ atau mengganti waktu belajar yang tidak terlaksana. Karena ini akan membuat tingkat stress pada janin meningkat. Usahakan untuk mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan muratal, nayid, musik, nyanyian, atau senandung. Dan yang paling utama adalah konsisten selama proses belajar dari awal proses pembelajaran, yang dapat dimulai di akhir trisemester pertama hingga bayi lahir. Perbanyak komunikasi verbal berupa sentuhan ke perut ibu, bukan hanya oleh ibu tetapi ayah dan anggota keluarga lainnya seperti kakak sang bayi bisa ikut serta. Proses pembelajaran dan pemberian stimulasi dalam kandungan ini banyak diterapkan oleh orang-orang Yahudi. Para ibu hamil Yahudi biasanya ketika sedeng hamil, mereka berusaha untuk mengerjakan soal matematika sesulit apapun walaupun si ibu kurang menyukai matematika. Sang ibu juga mengajarkan janin yang ada di dalam kandungan not-not balok yang terbilang rumit. Janin yang ada di dalam kandungan juga sering diperdengarkan musik klasik. Tidak heran apabila banyak orang-orang Yahudi yang jenius dan pandai, hanya saja kejeniusan mereka membuat orang lain sengsara alias jenius tapi keblinger. Selain asupan yang bergizi selama masa kehamilan, sekolah dalam perut dan kepribadian keseharian si ibu juga dapat membentuk karakter dan kecerdasan anak. Oleh karena itu jangan sungkan-sungkan untuk mencoba metode sekolah dalam perut ini untuk mencetak generasi rabbani yang unggul dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Read more at: http://www.ruanghati.com/2012/05/03/subhanallah-indahnya-bersekolah-di-dalam-perut-ibuku/

Ibu Hamil, Benarkah Bayi Belajar Sejak Dalam Kandungan ?


APAKAH anak dalam kandungan benar-benar dapat belajar atau mempelajari kata-kata yang diucapkan oleh sang pendidik atau orang tuanya? Seperti yang dikatakan oleh F. Rene Van de Carr, M.D. Jawabannya ? ya?, tetapi tidak dengan cara seperti orang dewasa. Jika ia mempelajari sebuah kata-kata, maka ia dapat mengulanginya, mengenalinya dalam tulisan, memodifikasinya agar ia dapat berbicara dengan baik dan benar, dan menggunakannya dalam kalimat.

Proses pemikiran ini menunjukkan bahwa ia memahami kata-kata tersebut. Lain halnya dengan anak dalam kandungan, cara belajarnya jauh lebih mendasar. Ketika orang tuanya (khususnya sang Ibu) mengajarkan kata-kata kepada bayi dalam kandungannya, ia hanya mendengarkan bunyinya sambil mengalami sensasi tertentu. Misalnya, tatkala si Ibu mengatakan ?tepuk?, anak dalam kandungan mendengar bunyi ?t-e-p-u- dan k?, karena pada saat yang bersamaan si ibu menepuk perutnya. Kombinasi bunyi dan pengalaman ini memberi kesempatan bagi anak dalam kandungan untuk belajar memahami hubungan tentang bunyi dan sensasi pada tingkat pengenalan praverbal.

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dalam bidang perkembangan pralahir menunjukan bahwa selama berada dalam rahim, anak dapat belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Pada saat kandungan itu telah berusia lima bulan?setara dengan 20 minggu, kemampuan anak dalam kandungan untuk merasakan stimulus telah berkembang dengan cukup baik sehingga proses pendidikan dan belajar dapat dimulai atau dilakukan.

Kemudian, para ilmuwan bidang pendidikan anak dalam kandungan juga telah banyak melakukan riset baru dan riset ulang secara kontinu dengan membuat langkah-langkah dan metode baru mengenai praktek pendidikan pralahir. Mereka telah menemukan banyak hal, mengenai keistimewaan pendidikan pralahir ini, diantaranya adalah: peningkatan kecerdasan otak bayi, keyakinan lestari pada diri anak saat tumbuh dan berkembang dewasa nanti, keseimbangan komunikasi lebih baik antara anak (yang telah mengikuti program pendidikan pralahir) dengan orang tuanya, anggota keluarganya dan atau dengan lingkungannya dibanding dengan teman-temanya yang tidak mengikuti program pendidikan pralahir.

Berikut ini beberapa laporan yang sangat menggembirakan bagi dunia pendidikan anak khususnya dari F. Rene Van de Carr, M.D. dan Marc Lehrer, Ph.D. bahwa The American Association of The Advancement of Science pada tahun 1996 telah merangkum hasil penelitian sejumlah ilmuwan dalam bidang stimulasi pralahir dan bayi, antara lain sebagai berikut.


  1. Dr. Craig dari University of Al-abama menunjukkan bahwa program-program stimulasi dini meningkatkan nilai tes kecerdasan dalam pelajaran utama pada semua anak yang diteliti dari masa bayi hingga usia 15 tahun. Anak-anak tersebut mencapai kecerdasan 15 hingga 30 persen lebih tinggi.
  2. Dr. Marion Cleves Diamond dari University of California, Berkley, AS melakukan eksperimen bertahun-tahun dan mendapatkan hasil yang sama berulang-ulang bahwa tikus yang diberi stimulasi tidak hanya mengembangkan pencabangan sel otak lebih banyak dan daerah kortikal otak yang tebal, tetapi juga lebih cerdas dan lebih terampil bersosialisasi dengan tikus-tikus lain.

Selain itu, menurut F. Rene Van de Carr, dkk.. bahwa The Prenatal Enrichment Unit di Hua Chiew General Hospital, di Bangkok Thailand, yang dipimpin Dr. C. Panthuraamphorn, telah melakukan penelitian yang sama terhadap bayi pralahir, dan hasilnya disimpulkan bahwa bayi yang diberi stimulasi pralahir cepat mahir bicara, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, mampu menoleh ke arah suara orang tuanya, lebih tanggap terhadap musik, dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat ia dewasa.

F. Rene Van de Carr, M.D., dkk.. telah lama melakukan penelitian ini, kurang lebih sejak 22 tahun yang lalu. Menurut pandangannya, penelitian tersebut menunjukkan beberapa hal berikut ini pada bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir.

  1. Tampaknya ada suatu masa kritis dalam perkembangan bayi yang dimulai pada sekitar usia lima bulan sebelum dilahirkan dan berlanjut hingga dua tahun ketika stimulasi otak dan latihan-latihan intelektual dapat meningkatkan kemampuan bayi.
  2. Stimulasi pralahir dapat membantu mengembangkan orientasi dan keefektifan bayi dalam mengatasi dunia luar setelah ia dilahirkan.
  3. Bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir dapat lebih mampu mengontrol gerakan-gerakan mereka. Selain itu, mereka juga lebih siap menjelajahi dan mempelajari lingkungan setelah dilahirkan.
  4. Para orang tua yang telah berpartisipasi dalam program pendidikan pralahir menggambarkan anak mereka lebih tenang, waspada, dan bahagia.

Sebenarnya, keistimewaan-keistimewaan pendidikan anak dalam kandungan (anak pralahir) merupakan hasil dari sebuah proses yang sistematis dengan merangkaikan langkah, metode dan materi yang dipakai oleh orang tuanya dalam melakukan pendidikan (stimulasi edukatif) dan orientasi serta tujuan ke mana keduanya mengarah dan mendidik.  Bahkan dalam Islam, pendidikan pralahir ini hendaklah dimulai sejak awal pembuahan (proses nuthfah). Artinya, seorang yang menginginkan seorang anak yang pintar, cerdas, terampil dan berkepribadian baik (saleh/salehah), ia harus mempersiapkan perangkat utama dan pendukungnya terlebih dahulu.

Adapun persiapan yang perlu dilakukan adalah memulai dan melakukan hubungan biologis secara sah dan baik, serta berdoa kepada Allah swt. agar perbuatannya tidak diganggu setan dan sia-sia. Selain itu, menggantungkan permohonan hanya kepada Allah semata agar dikaruniai seorang anak yang shaleh. Kemudian setelah adanya proses nuthfah, atas kehendak Allah proses tersebut berlanjut menjadi mudhghah. Pada fase inilah tampak jelas adanya kehidupan seorang anak dalam rahim. Oleh karena itu, orang tuanya?khususnya sang ibu?harus memperlakukannya dengan baik.

Perlakuan yang baik itu di antaranya memberikan pelayanan yang tepat terhadap anaknya yang masih dalam kandungan, tidak melakukan tindakan-tindakan kekerasan yang menimbulkan dampak negatif (baik fisik maupun psikis) terhadap anak dalam kandungan, karena hal tersebut sangat berbahaya, seperti yang diisyaratkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam sabdanya, Anak yang celaka adalah anak yang telah mendapatkan kesempitan di masa dalam perut ibunya.? (HR Imam Muslim dari Abdullah Ibn Mas?ud)

Pelayanan yang sangat baik untuk masa anak dalam kandungan adalah memberikan stimulus pendidikan, yang akan bermanfaat tidak saja pada perkembangan fisik, pertumbuhan mental (psikis) tetapi juga meningkatkan kecerdasan otak dan sensitifikasi emosional positif sang anak yang berada di dalam kandungan. Praktek memberikan stimulus pendidikan anak dalam kandungan telah dilakukan jauh sebelum teori dan praktek di atas dikembangkan. Konon, Nabi Zakaria telah memberikan stimulasi pendidikan pada anak pralahir yaitu anak yang dikandung oleh istrinya, sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Qur`an al-Karim surah Maryam (19) ayat 10?11. Di dalamnya dijelaskan bahwa pelayanan stimulasi pendidikan yang dilakukan oleh Nabi Zakaria telah membuahkan hasil yang yang bagus, yakni anak yang memiliki kecerdasan tinggi dalam memahami hukum-hukum Allah. Selain itu digambarkan pula bahwa anak yang dikaruniai itu adalah sosok yang terampil dalam melaksanakan titah Allah, memiliki fisik yang kuat, sekaligus seorang anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya, sebagaimana diisyaratkan pada kelanjutan ayat 12?15 masih dalam surah yang sama. Bahkan, kemudian anak tersebut dipercaya dijadikan pewaris tunggal orang tuanya yakni tugas kenabian. Subhanallah.

Begitu juga dengan Nabi Adam a.s. tatkala istrinya Hawa, mengandung anak pertamanya dan pada tahapan kandungan yang masih ringan, ia merasa biasa saja berjalan seperti sedia kala, merasa tidak ada beban. Namun, tatkala usia kandungan itu bertambah yang ditandai dengan perut yang terus membesar di situlah ia merasakan kepayahan dan keberatan. Saat itulah, Siti Hawa dengan sedih mengadu kepada suaminya, Nabi Adam a.s. tentang keadaan perutnya yang kian hari kian besar yang membuatnya dari hari ke hari merasa makin payah. Kondisi ini membuat Adam a.s. beserta istrinya bersama-sama memohon kepada Allah dengan sebuah doa yang sangat filosofis yaitu,? Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.? (al-Araaf: 189)

Ini adalah suatu praktek pendidikan anak dalam kandungan yang dilakukan secara bersama antara suami dan istri dengan kesamaan visi dan misi yaitu orientasi pendidikan yang bersumber pada motivasi untuk memurnikan keesaan Allah semata. Sebuah kondisi yang membuahkan keridhaan Allah sehingga dengan curahan rahmat-Nya keberkahan pun mengalir mengiringi laju bahtera rumah tangga tersebut.

Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka, setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata, Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur. (al-Araaf : 189)