Dari asupan gizi yang
baik sampai memperdengarkan musik klasik dilakukan para ibu hamil untuk
mencerdaskan bayinya. Mana yang benar-benar terbukti tokcer?
Persaingan hidup yang kian tajam membuat para orang tua
berlomba-lomba mempersiapkan anaknya. Bukan sekadar memberi seabrek
latihan sejak bayi atau memilihkan sekolah unggulan belaka. Sejak dalam
kandungan, mereka sudah melakukan banyak hal untuk meningkatkan
kecerdasan janin.
Apa sih yang banyak dilakukan ibu hamil agar si kecil cerdas? Benarkah hal tersebut hanya mitos semata?
1. Minum susu bisa membuat bayi jadi cerdas
Fakta: Selama ini, susu lebih dikenal sebagai sumber kalsium saja.
Padahal, susu juga kaya protein, vitamin A, vitamin B12, vitamin D,
potasium, fosfor, serta niasin. Selain itu, susu berperan penting pada
fungsi saraf, kontraksi otot, dan pembekuan darah. Bahkan, vitamin D di
dalamnya bisa membantu penyerapan kalsium.
Bukan cuma itu lho. Ternyata, susu mengandung pula choline, z at gizi
yang punya andil dalam penghantaran rangsang di saraf otak. Penelitian
yang dimuat di Journal of The American College of Nutririon menunjukkan,
ibu hamil yang mengonsumsi choline dalam jumlah cukup akan melahirkan
bayi dengan kemampuan memori yang oke sepanjang hidupnya. Jadi, choline
memang cukup berpengaruh terhadap perkembangan dan pusat memori pada
otak janin Anda.
2. Biar si kecil cerdas, banyak-banyaklah makan ikan
Fakta: Ikan adalah salah satu sumber yodium, zat gizi yang sangat
dibutuhkan dalam pertumbuhan janin secara menyeluruh. Nah, janin yang
masih sangat muda (pada trimester ke-1) belum bisa mendapat yodium dari
kelenjar tiroidnya sendiri. Sementara itu, 80% dari yodium tersedia
dalam kelenjar tiroid ibu. Apa jalan ke luarnya? Setiap kali butuh, ia
akan mengambil zat gizi ini dari tubuh Anda melalui plasenta. Terbayang
kan kalau Anda sampai kekurangan yodium.
Masalahnya, 1 dari 100 ibu hamil berisiko mengalami kekurangan
yodium. Padahal, kekurangan zat gizi ini bisa berpengaruh terhadap kerja
kelenjar tiroid Anda alias hipotiroidisme . Akibatnya? Yang jelas,
pertumbuhan janin akan terhambat. Bahkan, bisa jadi kelak ia tumbuh
lebih kerdil ketimbang teman-temannya.
Dan ternyata, seperti yang dibuktikan pada sebuah penelitian di
Jerman terhadap 62 anak usia 7–9 tahun, anak-anak yang ibunya kekurangan
yodium ketika hamil IQnya 4 poin lebih rendah dibanding mereka yang
ibunya tidak pernah kekurangan yodium.
Selain yodium, ikan juga mengandung asam lemak, yakni DHA (asam
dokosaheksanoat) yang mirip asam lemak omega–3 (zat yang dapat
melindungi Anda terhadap serangan jantung). Nah, janin yang tidak
mendapat DHA yang mencukupi dikhawatirkan akan menderita gangguan
penglihatan dan perilaku abnormal begitu lahir. Sepanjang hidupnya, ia
juga akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi, gangguan sistem
kekebalan, serta kesulitan belajar. Sebagai catatan, sekitar 70% dari
seluruh pertumbuhan sel terjadi pada akhir trimester ke-3. Makanya, zat
ini penting juga perlu disalurkan ke janin.
3. Ibu aktif berolahraga, janin pun pintar
Fakta: Sepintas, hubungan antara kedua hal ini agak mengada-ada.
Penelitian yang dilakukan oleh James F. Clapp, MD dari Case Western
University di Cleveland, Amerika, membandingkan anak-anak dari ibu hamil
yang berolahraga dengan ibu hamil yang tidak pernah berolahraga.
Penelitian secara berkesinambungan ini menunjukkan, setelah usia 5
tahun, anak-anak yang ibunya rajin berolahraga memiliki skor
inteligensia yang lebih tinggi dalam tes inteligensia secara umum maupun
dalam keterampilan berbahasa. Bisa jadi, aliran darah yang lancar
selama ia berolahraga menghantar aliran oksigen yang lancar pula bagi si
kecil. Perkembangan janin pun terpacu pesat.
4. Sering mengajak si kecil bicara = bayi cerdas
Fakta: Rangsangan untuk memperdengarkan bunyi-bunyian bagi janin
bukannya tanpa dasar. Bahkan, penelitian menunjukkan, janin sudah bisa
mendengar pada usia 6 bulan.
Penelitian di Belanda membuktikan pula, janin yang sudah memasuki
trimester ke-3, bukan hanya bisa mendengar suara, tetapi juga bisa
“belajar”. Para peneliti memperdengarkan bunyi-bunyian pada janin, lalu
memonitor dengan USG (ultrasonografi) untuk melihat reaksinya. Ternyata,
janin bereaksi lebih cepat setiap kali mendengar bunyi-bunyian. Namun,
ini tetap tidak bisa membuktikan kalau “belajar lebih dini” ini akan
memberikan efek pada kemampuan inteligensinya ketika dewasa.
Meski begitu, penelitian Frances P. Glascoe, Ph.D , pengajar di
Vanderbilt University, Berlin Timur, Jerman, boleh juga disimak. “Janin,
bayi, maupun balita yang dibesarkan dalam lingkungan yang
membiasakannya untuk berbicara dengan baik, mendengar, dan membaca,
cenderung memiliki IQ yang lebih tinggi dan lebih maju di sekolah,”
katanya.
5. Musik klasik bisa meningkatkan kecerdasan bayi
Fakta: Banyak orang menduga, perkembangan otak janin sangat
dipengaruhi oleh kejadian di luar rahim. Jika Anda suka bernyanyi dan
memainkan musik, kelak ia akan “ingat” musik tersebut. Inilah yang
diungkapkan oleh Pablo Casals, pemain cello yang lahir di sebuah kota
kecil dekat Barcelona, Spanyol. Pada usia 4,5 tahun, dengan mudah ia
memainkan lagu-lagu, meski belum pernah membaca partiturnya. Barulah
tahu dia kemudian, bahwa ibunya (juga pemain cello) sering memainkan
lagu-lagu itu ketika hamil tua. Tapi, benarkah musik menjadikannya bayi
yang cerdas?
“Inteligensia merupakan hal yang kompleks,” kata David Baron, Kepala
Bagian Psikiatri dari Fakultas Kedokteran Universitas Temple, Amerika.
Makanya, sampai sekarang, belum ada bukti bahwa musik secara langsung
akan merangsang otak janin sehingga kelak bisa punya IQ tertentu. Kok
begitu? “Sekitar 60–80% dari kecerdasan seseorang diturunkan secara
genetik,” jelasnya.
Tapi, janin yang terbiasa mendengar musik klasik yang tenang memang
cenderung jadi anak yang tenang. Ia juga gampang tidur nyenyak. Dan,
tidur lelap ini ada hubungannya dengan perkembangan otak! Asal tahu
saja, sel saraf di otak akan tumbuh pesat ketika bayi tidur. Kalau ia
tenang, tidur pun cukup. Perkembangan otak pun jadi maksimal.
Jaga kesehatan selama hamil bisa meningkatkan kecerdasan bayi
Fakta: “Hal penting yang dapat dilakukan para ibu agar bayinya sehat,
termasuk otak dan psikisnya sehat, adalah menjaga kesehatan seoptimal
mungkin,” kata Lisa Elliot, Ph.D, Asisten Profesor pada Bagian Saraf di
The Chicago Medical School, Amerika. Bagaimana caranya?
Training Unggulan Metode Visual Repetition Self Hipnotis (VRESH) program pelatihan bayi cerdas dalam kandungan dan Bimbingan Syariah Ibu Hamil, Hubungi Hasnan Habib,Penulis buku " Mencetak Anak Berkarakter Pemimpin Muslim", Wisma DFQ Masjid Nurul Iman Jln Pertengahan No 29 Cijantung Pasar Rebo Jakarta Timur HP : 0812-9424-2552 atau Bidan Zunaidah Kp Banjaran Pucung, Cilangkap RT 05/07 Tapos Depok HP 021-98053416,atau Rausyan Fikri, kampus Psikologi Gunadarma TB Simatupang Jakarta Selatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar