Berapa lama waktu hubungan intim yang normal?
Sebuah survey menyebutkan bahwa jangka waktu 1-2 menit dianggap
terlalu pendek, 3-7 menit dianggap sudah memadai, sedangkan lama
berhubungan intim yang 10-30 menit dianggap terlalu panjang. Rata-rata
sebagian besar responden mengharapkan durasi berhubungan badan berkisar
antara 7-13 menit.
Walaupun demikian, sesungguhnya tidak ada batasan pasti berapa lama
waktu berhubungan badan yang paling baik, selama kedua pasangan merasa
puas maka itulah lama waktu yang paling tepat bagi keduanya.
Kapan waktu berhubungan intim yang paling tepat?
Sebenarnya kapan saja hubungan intim itu dapat dilakukan. Beberapa
orang menyarankan agar melakukannya pada sepertiga malam (pukul 10 ke
atas), atau pada tiga waktu yang nyaman yaitu, sebelum shalat subuh,
tengah hari, dan sesudah shalat isya’.
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan
wanita) yang kamu milik, dan orang-orang yang belum baligh di antara
kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu:
sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di
tengah hari dan sesudah shalat isya’. (Itulah) tiga aurat bagi kamu.
Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga
waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada
sebahagian (yang lain)….” (QS. An-Nuur: 58)
Memang ayat di atas tidak sharih (jelas pendalilannya) yang menerangkan
tentang waktu berhubungan intim yang paling baik, namun demikian ada
riwayat dari As-Su’ddi yang menukilkan bahwa beberapa orang dari
kalangan sahabat menyukai untuk mendatangi istri-istrinya pada
waktu-waktu tersebut dalam ayat, agar dengan itu mereka dapat mandi
kemudian keluar untuk menunaikan shalat. (Tafsir Al-Qur’anul Adhim karya
Al-Imam Ibnu Katsir)
Apa yang dimaksud dengan foreplay (mula’abah)?
Foreplay adalah kegiatan “pemanasan” sebelum melakukan aktifitas inti
berhubungan intim. Tahap ini merupakan bagian yang sangat penting
karena biasanya istri sering dilanda keraguan apakah suaminya hanya
menginginkan tubuhnya saja atau mencintai dirinya apa adanya. Berikut
hal-hal yang harus anda ketahui dan perhatikan:
• Pemanasan diawali dengan pendekatan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“… Tidakkah kamu pilih gadis, hingga kamu bisa bercumbu dengannya dan
dia bisa bercumbu denganmu atau kamu dapat bergurau dengannya dan dia
dapat bergurau denganmu?” (HR. Al-Imam Al-Bukhari no. 5908)
• Sikap saling diam adalah kurang tepat. Sebaiknya lakukanlah komunikasi yang menyenangkan.
• Pria janganlah mementingkan dirinya sendiri, yang penting dia puas
sedangkan istrinya suka atau tidak, siap atau belum siap untuk
berhubungan intim dia tidak peduli. Tergesa-gesa dalam pemanasan bahkan
kadang tanpa pemanasan menyebabkan wanita tidak dapat rileks dan
menjadikan kegiatan berhubungan badan menjadi terasa menyakitkan.
Faedah oleh Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al-Atsary:
Ada hal penting yang harus diperhatikan pasangan suami istri. Bagi suami
hendaknya mempersiapkan diri dengan selalu tampil tampan dan
menyenangkan bagi istrinya. Allah shallallahu ‘alaihi wassalam
berfirman:
“… Dan para wanita memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf…” (QS. Al-Baqarah: 228)
Adalah sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Aku
selalu tampil tampan di depan istriku, seperti halnya ia selalu tampil
cantik di depanku.”
Bagi suami, jangan sampai tidak berhubungan intim dengan istrinya.
Adalah sebagian salaf mengatakan, “Ada tiga hal yang harus selalu dijaga
oleh seseorang. Pertama, jangan sampai tidak pernah berjalan kaki.
Kedua, jangan sampai meninggalkan makan. Dan ketiga, jangan sampai tidak
berhubungan intim dengan istri.”
Bagi seorang istri, hendaknya mengetahui dan menjauh dari sebab-sebab
yang membuat suaminya lari darinya dan tidak ada keinginan untuk
berhubungan badan dengannya, adapun sebab-sebab tersebut antara lain:
1. Adanya bau yang tidak sedap dari vagina.
2. Bau mulut yang busuk.
3. Mengonsumsi makanan yang menimbulkan bau seperti bawang merah, dll. 4. Kuku yang kotor akibat tidak dirawat.
5. Terlalu banyaknya bulu atau rambut di sekujur tubuh.
6. Mengenakan pakaian yang terlalu tebal dan menutupi tubuh di depan
suami, tidak halus dan cenderung tipis. 7. Tidak ada perhatian untuk
merawat rambut dan menyisirnya. 8. Bagian pusar yang tidak menarik
akibat adanya kotoran yang tidak dibersihkan. 9. Terlalu lebatnya bulu
kemaluan.
10. Bau keringat yang tidak sedap.
11. Gigi tidak bersih, akibat banyaknya sisa makanan yang menempel.
12. Adanya kebiasaan dari dapur langsung menuju tempat tidur, untuk
menemani suaminya tanpa bersih-bersih terlebih dahulu. (lihat Maadza
taf’al lailatal banna hal. 27-28)
Bagaimana mengetahui bahwa istri sudah ‘siap’?
Banyaknya keluar madzi merupakan tanda bahwa istri sudah mulai siap.
Ingat, pastikan vagina sudah benar-benar basah. Jika vagina belum basah
berarti istri belum terangsang gairahnya dan bisa menyakitkan istri saat
melakukan penetrasi. Rasa perih dan tidak nyaman akibat vagina yang
masih kering ini bisa membunuh gairah istri yang sedang menuju puncak.
Apa yang seharusnya dilakukan setelah selesai berhubungan intim?
Usahakan agar istri mencapai puncak kenikmatan (orgasme) terlebih
dahulu. Wanita lebih lama mencapai orgasme ketimbang pria. Tapi jika
pria bisa orgasme satu kali, wanita bisa orgasme berkali-kali. Wanita
masih ingin merasakan cinta dari suaminya setelah melewati masa orgasme
menuju tahap resolusi, tahap setelah merasakan kenikmatan.
Belaian lembut kepada istri sudah cukup memberikan perasaan tenang
dan kasih sayang. Dengan demikian suami akan memberikan kesan tidak
hanya membutuhkan istrinya di saat berhubungan intim saja, sehingga
istri akan bergairah lagi mengulang malam pertama yang begitu berkesan,
tanpa kecanggungan, kekakuan ataupun bentuk-bentuk keraguan dan
ketakutan lainnya.
Disunnahkan bagi kedua suami istri untuk mencuci kemaluannya dan
berwudhu dulu sebelum tidur sesudah melakukan hubungan intim, karena
Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan:
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam jika beliau hendak
makan atau tidur sedangkan ia junub, maka beliau mencuci kemaluannya dan
berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat.” (Muttafaq ‘alaih)
Bagaimana jika ingin ‘nambah’ lagi?
Jika sang suami ingin berhubungan intim kembali, dianjurkan berwudhu
terlebih dahulu, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
bersabda:
“Apabila salah seorang kamu telah bersetubuh dengan istrinya, lalu
ingin mengulanginya kembali maka hendaklah ia berwudhu.” (HR. Al-Imam
Muslim no. 466)
Apakah harus mandi jika sudah selesai berhubungan intim?
Mandi setelah berhubungan intim (mandi junub) hukumnya wajib, sebagaimana firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala:
“…dan jika kamu junub maka mandilah..” (QS. Al-Maa’idah: 6)
Dan diperbolehkan bagi suami istri untuk mandi bersama, sebagaimana hadits dari Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Aku pernah mandi bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam dari satu
ember yang terbuat dari tembikar yang disebut Al-Faraq.” (HR. Al-Imam
Al-Bukhari no. 242)
Pada saat mandi, suami istri bisa saling menciduk air secara
bergantian dan menyirami tubuh pasangannya dan membersihkannya. Atau
suami istri bisa juga berada dalam satu wadah seperti bak mandi
(bathtub) untuk menambah kecintaan.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam mandi bersamaku dari satu
bejana. Kami menyiduk air dari bejana tersebut secara bersama-sama.”
(HR. Al-Imam An-Nasa’i no. 408)
Bagaimana cara ‘mandi wajib’?
1. Mencuci kedua telapak tangan sebanyak 3 kali.
2. Mencuci kemaluan dan sekitarnya dengan tangan kiri.
3. Berwudhu seperti wudhu untuk shalat.
4. Menuangkan air ke kepala 3 kali dan menyela-nyelanya bila perlu. 5. Menuangkan air ke seluruh tubuh.
Apa ciri-ciri ereksi yang normal?
Ereksi adalah keadaan dimana penis membesar lalu mengeras akibat
adanya rangsangan seksual. Ciri ereksi yang normal adalah jika penis
dipegang atau ditekan terasa keras, tidak bisa ditekuk dan jika
digerakkan akan bergetar lalu kembali pada posisi awal.
Pria biasanya mengalami ereksi ketika akan buang air kecil, ketika
waktu bangun di malam hari atau pagi hari (shubuh). Sampai sekarang
belum diketahui secara pasti penyebab hal tersebut. Ereksi pada pagi
hari kemungkinan karena peningkatan hormon testoteron. Beberapa pria
muda normalnya mengalami ereksi setiap pagi, namun ada juga yang
mengalaminya 2 hari sekali.
Apa itu mani encer?
Mani encer sebenarnya hanya mitos, karena kesuburan pria tidak bisa
diukur dari kekentalan mani. Pria juga sebaiknya tidak menafsirkan
sendiri air maninya encer atau kental namun harus diperiksakan ke klinik
kesuburan untuk dianalisis. Kesuburan pria tergantung dari jumlah,
bentuk dan gerakan spermanya.
Posisi hubungan intim seperti apa yang harus dihindari jika ingin cepat hamil?
Posisi hubungan intim yang harus dihindari bila ingin cepat hamil ialah
posisi wanita di atas, posisi duduk atau berdiri karena sebagian sperma keluar dan hanya tersisa sedikit sperma yang berjalan ke arah sel telur.
Apakah bergesekan kelamin saja bisa menyebabkan hamil, sementara air mani sebagian tertumpah di depan vagina?
Peluangnya tetap ada walaupun kecil sekali, karena bisa jadi sebagian
air mani ada yang masuk ke dalam vagina. Sebagaimana kita ketahui
vagina tidak sepenuhnya tertutup oleh selaput dara. Secara logika, jika
ada yang bisa mengalir keluar maka mungkin saja ada yang bisa mengalir
masuk.
Apakah hubungan intim ketika hamil membahayakan janin?
Tidak berbahaya, mitos yang mengatakan bahwa hubungan intim ketika
hamil dapat menimbulkan infeksi atau akan melukai bayi dalam kandungan
merupakan anggapan tidak benar.
Hubungan intim tidak berbahaya untuk bayi karena adanya lendir
serviks yang membantu melawan kuman yang akan masuk ke dalam pintu
rahim, dan secara alamiah Allah Subhanallahu wa Ta’ala menciptakan suatu
perlindungan yang aman pada bayi dalam kandungan, sehingga bayi
terlindungi.
Janin pun dilindungi oleh banyak barrier seperti kantong amnion
(kantong yang menampung cairan amnion dan janin), dinding yang tebal,
lapisan mukus tebal yang mampu melawan infeksi. Oleh karenanya penis
pasangan tidak akan menyentuh bayi. Subhanallah!
Pada saat umur kehamilan berapa paling aman dan tepat melakukan hubungan intim?
Paling aman adalah setelah umur kehamilan trisemester pertama (tiga
bulan) hingga usia tujuh bulan. Pada waktu ini, ibu hamil sudah rileks
dan kondisinya sudah jauh lebih nyaman.
Pada trisemester pertama kehamilan sebaiknya menunda hubungan intim
terlebih dahulu. Pasalnya, ari-ari belum terbentuk sempurna sehingga
dapat mengakibatkan keguguran bila terjadi kontraksi dahsyat. Jika
kehamilannya termasuk kehamilan beresiko tinggi atau merasakan gejala
yang tidak biasa setelah atau ketika berhubungan intim, misalnya rasa
nyeri, kram, mules-mules atau keluar jendalan darah sebaiknya segera
diperiksakan ke dokter.
Posisi hubungan intim seperti apa yang aman ketika hamil?
Boleh posisi apa saja asalkan dengan syarat tidak memberi tekanan
langsung ke perut istri, dan perlu diperhatikan bahwa selama hubungan
intim tersebut dilakukan pada vagina maka dibolehkan secara syariat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda kepada para wanita Anshar,
sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad no. 23587 dan Al-Imam
At-Tirmidzi no. 2905,
“Lubang yang satu.” (Maksudnya adalah vagina saja)
Dan beliau shallallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda sebagaimana dari Al-Imam Ahmad no. 2569,
“Mengarahkan dari depan dan belakang, jauhilah dubur (lubang pantat) dan haid.”
Maksudnya adalah setubuhilah istrimu dari arah depan atau belakang
dan jauhilah dubur serta jauhilah hubungan intim ketika istri sedang
haid walaupun pada kemaluan. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wassalam
bersabda,
“Datangilah ia (istri) pada setiap keadaan, jika itu (dilakukan) pada kemaluan.” (HR. Al-Imam Ahmad no. 2289)
Bagi sebagian wanita, kehamilan justru meningkatkan dorongan seksual
tetapi bagi sebagian lain tidak berpengaruh. Di luar dari faktor
tersebut, sebenarnya hubungan intim saat hamil bisa lebih nikmat. Cairan
vagina lebih meningkat dan perubahan pada area genital membuat beberapa
orang justru lebih bisa merasakan orgasme.
Baarakallahu fiikum..!